Welcome to Debat


Debate is contention in argument; dispute, controversy; discussion; especially the discussion of questions of public interest in Parliament or in any assembly.
Debate is a method of interactive and representational argument. Debate is a broader form of argument than deductive reasoning, which only examines whether a conclusion is a consequence of premises, and factual argument, which only examines what is or isn't the case, or rhetoric, which is a technique of persuasion. Though logical consistency, factual accuracy and some degree of emotional appeal to the audience are important elements of the art of persuasion, in debating, one side often prevails over the other side by presenting a superior "context" and/or framework of the issue, which is far more subtle and strategic. The outcome of a debate depends upon consensus or some formal way of reaching a resolution, rather than the objective facts as such. In a formal debating contest, there are rules for participants to discuss and decide on differences, within a framework defining how they will interact.
Debating is commonly carried out in many assemblies of various types to discuss matters and to make resolutions about action to be taken, often by a vote. Deliberative bodies such as parliaments, legislative assemblies, and meetings of all sorts engage in debates. In particular, in parliamentary democracies a legislature debates and decides on new laws. Formal debates between candidates for elected office, such as the leaders debates and the U.S. presidential election debates, are sometimes held in democracies. Debating is also carried out for educational and recreational purposes, usually associated with educational establishments. The major goal of the study of debate as a method or art is to develop the ability to debate rationally from either position with equal ease.
Although informal debate is common the quality and depth of a debate improves with knowledge and skill of its participants as debaters. The outcome of a contest may be decided by audience vote, by judges, or by some combination of the two.

Biografi Ahmad Dedat

Pakar di bidang perbandingan agama. Argumentasinya mampu mematahkan lawan debatnya, baik dari kalangan Kristen/Katholik maupun Yahudi. Hidupnya diwakafkan untuk membela Islam sebagai agama yang benar. 

SYAIKH Ahmad Husain Deedat (Lahir 1 Juli 1918 di distrik Surat, India), terlahir dari seorang ibu bernama Fatimah dan ayah bernama Husain Deedat. Pada tahun 1927, keluarga Deedat hijrah ke kota Durban, Afrika Selatan. Di usia sekolahnya, Ahmad Deedat dikenal sebagai seorang siswa yang cerdas. Di Durban itulah Deedat disekolahkan di Islamic Center untuk belajar dan memperdalam Al-Qur’an, hadits, dan fikih.   

Orangtua Deedat tergolong sebagai keluarga kurang mampu. Karena itu, selain sekolah di pagi hari, di siang hingga sore harinya Deedat membantu ayahnya berjualan garam di kiosnya yang kecil di pinggiran kota Durban.Kios milik keluarga Deedat itu bersebelaahan dengan Lembaga Seminar yang mencetak para penginjil. Dari sinilah Deedat berinteraksi dengan para murid seminari tersebut. Ia sering diejek, diajak debat,dan Nabinya pun (Muhammad SAW) jamak menjadi bahan olok-olokan mereka. Mendapat perlakukan yang kurang menyenangkan tersebut Deedat kecil hanya termenung di malam hari.                                                                                   Air matanya pun kerap menetes ketika ia merasa tak mampu menghadapi segala cemoohan yang ditujukan kepada junjungannya, Rasulullah SAW.
Inilah yang memicunya secara serius mempelajari Al-Qur’an dan berbagai kitab Bibel. Dalam pencariannya itulah akhirnya Deedat menemukan buku  berjudul 'The Truth Revealed' (Izharul Haq) karya Hamid Kadri Al-Hindi, yang berisi tentang kegiatan misionaris Kristen di kawasan yang kemudian dikenal sebagai British India. Dari buku ini pula Deedat mampu menandingi para siswa di seminari. Hasilnya cukup membanggakan. 
Kalau sebelumnya para siswa seminari cenderung mencibir Islam, kini mereka melunak dan  menghormati Nabi Muhammad SAW.
Seiring dengan perubahan waktu, Deedat pun mendapat posisi penting di perusahaan meubel. Inilah yang menyebabkan ia bisa melanjutkan studinya yang terputus akibat kesulitan ekonomi waktu itu. Lalu, sambil bekerja, Deedat melanjtkan kuliahnya di Fakultas Seni yang didalamnya dipelajari pula matematika dan ilmu manajemen. 
Dari kuliahnya ini pula Deedat mendapat ilmu logika yang membuatnya mampu merumuskan pikiran-pikirannya secara logis dan sistematis dalam mengemukakan gagasannya, baik tulis maupun oral. Untuk memperdalam ilmu perbandingan agamanya, Deedat terus belajar sendiri dan memperdalam bahasa-bahasa asing seperti Arab, Inggris, Perancis, Afrika, dan Ibrani. Lalu, untuk mengumpulkan dana yang lebih besar guna keperluan dakwah, Deedat mangadu nasib ke Pakistan, tahun 1949. Selama 3 tahun di Pakistan ia menjabat sebagai direktur perusahaan tekstil.

Setelah itu ia kembali ke Durban dan kembali menduduki posisi di perusahaan meubel yang dulu ia tinggalkan. Pada tahun 1956, Deedat memutuskan menjadi seorang pendakwah, yang mengkritisi ajaran Kristen/Katholik dan Yahudi.Ada pengalaman menarik ketika Deedat merintis dakwahnya. Waktu itu ia bekerja di Beare Brothers, sebuah perusahaan milik konglomerat Yahudi di Johanersburg, Ibukota Afrika Selatan. Dari sini ia sering berdialog dengan komunitas Yahudi, baik secara formal maupun informal. 
Keseriusan Deedat memperdalam ajaran Kristen dan Yahudi mengantarkannya sebagai seorang pakar di bidang kristologi dan Yahudisme. Ia lalu terjun total ke dunia dakwah Islam. Antara lain membuka kelas yang mengkaji tentang injil, memberikan ceramah dan perdebatan soal kitab suci umat Kristiani itu. Ia mendirikan pesantren pertamanya, Assalam, di bagian selatan Afrika yang memberikan pelatihan tentang pengembangan dakwah. Ia juga pendiri Organisasi Dakwah Islam terbesar di dunia, The Islamic Propagation Center International dan menjadi presiden organisasi tersebut.

Sepanjang hidupnya, Deedat sudah menerbitkan lebih dari 20 buku dan menyebarkan jutaan kopi tulisan serta pamflet ke seluruh dunia. Banyak karya-karya tulisannya yang diterjemahkan ke bahasa asing, seperti bahasa Rusia, Urdu, Arab, Bengali, Perancis, Cina, Jepang, Indonesia, Malaysia, Zulu, Belanda, Norwegia dan bahasa lainnya.
Selain itu, Deedat juga sudah memberikan ribuan ceramah dan kuliah hampir ke seluruh dunia dan namanya cukup dikenal dan dihormati di kalangan penganut Kristan Evangelis karena debat-debat publik yang sering dilakukannya. Karir Deedat dalam bidang perbandingan agama, telah membawanya melanglang buana ke lima benua. Ia melakukan dialog dengan para pemuka agama Kristen Protestan di Amerika dan Paus Paulus.Mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela, ketika berada di Arab Saudi bahkan secara pribadi menelpon Syaikh Deedat untuk memberikan selamat atas kontribusinya dalam mengembangkan pendidikan Islam.

Pada tahun 1986, Syaikh Deedat menerima penghargaan bergengsi King Faisal Award karena aktivitasnya yang luar bisa dalam dakwah Islam. "Dia adalah sebuh ikon. Saya pikir tidak ada seorangpun yang bisa menggantikannya," ujar rekan Sheik Deedat, Suleiman Vahed."Dia adalah orang yang sangat terkenal. Dia bisa saja mengendarai mobil mewah dan tinggal di rumah yang bagus, kalau ia mau. Tapi ia selalu menunjukkan kesederhanaan dan kerendahan hati sepanjang hidupnya," kata Raihana Badat, yang pernah menjadi tetangga Deedat dan sering menghadiri kegiatan di rumah Deedat. Raihana menambahkan, dalam situasi seperti sekarang ini, umat Islam sangat membutuhkan seorang pemuka Islam seperti Deedat.
Kesuksesan Syaikh Deedat ternyata tidak lepas dari dukungan sang isteri. Menantu perempuannya, Yasmin mengungkapkan, ibu mertuanya adalah kekuatan bagi Syaikh Deedat. "Beliau adalah seorang yang sangat positif dan terus bersikap positif ketika mendampingi sang suami sakit, beliau tidak pernah mengeluh dengan kondisi suaminya," papar Yasmin.Deedat dikenal sebagai seorang yang serius menekuni dan mengkritisi doktrin-doktrin teologi Kristen yang menurutnya banyak diselewengkan. Untuk kepentingan itulah  Deedat mendirikan Islamic Propagation Center Internasional, yaitu sebuah lembaga dakwah Islam yang berpusat di Durban, Afrika Selatan.Lebih dari 20 buku berhasil ditulisnya. 
Sementara jutaan ekslempar buku itu dan rekaman video dibagi-bagikan ke seluruh penjuru dunia secara gratis.Debat-debat Deedat dengan sejumlah pendeta telah banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa asing lainnya. Selain itu, dia juga memberikan ceramah ke sejumlah negara khususnya negara-negara Barat yang menganut agama Kristen. Karir keterlibatan Deedat dalam meluruskan doktrin Kristen itu pertama kali terjadi di Amerika, yakni saat ia terlibat dialog dengan Paus II.

Pada tahun 1980, nama Deedat kian berkibar setelah terlibat debat panas dengan pendeta Jimmy Swaggart. Karena keberanian dan caranya berdebat yang kerapkali membuat para pendeta terpojok, Deedat pernah dilarang masuk ke Perancis dan Nigeria dengan alasan dapat memicu kerusuhan sipil.
 
Kembali ke haribaan-Nya
 
Syaikh Anmad Deedat memperjuangkan dakwah hingga ajal menjemput dirinya. Setelah menderita sakit dan kelumpuhan hampir 10 tahun lamanya, pada hari Senin, 8 Agustus tahun 2005 Syaikh Ahmad Deedat berpulang ke rahmatullah menemui Sang Khalik. Ribuan orang dari seluruh Afrika Selatan mengantar jenazah Syaikh Ahmad Deedat ke tempat peristirahatan terakhirnya. Keranda yang membawa tokoh cendiakawan muslim ini ditutupi kain berwarna hijau dan diusung dari tempat kediamannya di Verulam, Afrika Selatan, sekitar pukul 17.00 sore,  untuk disholatkan di mesjid Wick Street. Sholat jenazah itu diikuti oleh sekitar 1.000 orang jamaah dipimpin oleh ulama terkemuka asal Zambia Mufti Ismail Menk. Setelah itu jasadnya dimakamkan di pemakaman umum Islam Verulam.

Banyaknya para pelayat yang mengantarkan kepergiaan Syaikh Ahmad Deedat dikarenakan dirinya sangat dikenal sebagai pejuang dakwah. Kiprahnya dalam dakwah berhasil meningkatkan status warga muslim di Afrika Selatan, namanya dikenal juga oleh komunitas muslim di Asia.
Umat Islam sedunia berduka dengan kepergiaan Syaikh Ahmad Deedat. Deedat yang lama terbaring setelah diserang stroke pada tahun 1996, akhirnya wafat pada Senin pagi di usia 87 tahun. 

 
Sebelum meninggal, da’i yang terkenal dengan serangan-serangannya terhadap teologi Kristen itu masih sempat melawat ke Australia.Anak lelaki Deedat, Yusuf, mengatakan bahwa ayahnya merasakan sakit sangat serius sejak tiga pekan sebelum ajal menjemputnya. "Dia wafat akibat gagal jantung," tambahnya. “Ibu saya dan saya bersamanya ketika ia wafat,” ujar Yusuf. Meninggalnya Deedat memberi inspirasi kepada banyak pendakwah di berbagai belahan dunia, bahwa mempelajari kitab agama lain adalah senjata untuk membela kebenaran Islam.

Who is Ahmad Dedat


 http://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/thumb/0/07/Deedat_photo.jpg/150px-Deedat_photo.jpg

Ahmad Dedat Biogarfi Here  

Ahmed Hoosen Deedat (Arabic: احمد حسين ديدات‎ July 1918 – 8 August 2005) was a South African writer and public speaker of Indian descent. He was best known as a Muslim missionary who held numerous inter-religious public debates with evangelical Christians, as well as video lectures, most of which centred on Islam, Christianity and the Bible. He also established the IPCI, an international Islamic missionary organisation, and wrote several booklets on Islam and Christianity which were widely distributed by the organisation. He was awarded the prestigious King Faisal International Prize in 1986 for his 50 years of missionary work. One focus of his work was providing Muslims with theological tools for defending themselves against active proselytising by Christian missionaries.[citation needed] He used English to get his message across to Muslims and non-Muslims in the western world.

 Indonesian language 
 Syekh Ahmed Hussein Deedat (lahir 1 Juli 1918 – meninggal 8 Agustus 2005 pada umur 87 tahun) atau 'Ahmed Deedat' atau 'Ahmad Deedat' adalah seorang cendikiawan Muslim dalam bidang perbandingan agama. Ia juga merupakan seorang pengarang, dosen, dan juga orator. Ia dikenal sebagai salah satu pembicara handal dalam debat public tentang masalah keagamaan. Pada 1957, Deedat bersama dua orang temannya, mendirikan Islamic Propagation Centre International (IPCI) dan ia menjadi presiden hingga 1996. Deedat wafat pada 2005 akibat stroke yang telah dideritanya sejak tahun 1996.

Our all link site here

Enjoy see our link site here

  1. m
  2. m
  3. m
  4. m
  5. m
  6. m
  7. m
  8. m
  9. m
  10. m
  11. m


 

Contak Us

cholilwawan@gmail.com
cholil2001@yahoo.com

News

Knowledge